Iman Kepada Kitab-kitab Allah SWT
1. Pengertian Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT.
a. Pengertian Iman
Menurut bahasa, iman berasal dari bahasa
Arab yaitu أَمَنَ- يُؤْمِنُ- إِيْمَان artinya “membenarkan”. Sedangkan
menurut istilah, iman ialah kepercayaan dalam hati, meyakini dan
membenarkan adanya Tuhan dan membenarkan semua yang dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW.
b. Pengertian Kitab-Kitab Allah swt.
Kitab Allah ialah wahyu Allah SWT yang
disampaikan kepada para Rasul untuk diajarkan kepada umat manusia
sebagai petunjuk dan pedoman hidup.Tujuan Allah menurunkan kitab-kitab
itu agar digunakan sebagai pedoman hidup bagi seluruh manusia menuju
jalan hidup yang benar dan diridhai-Nya
Jadi, iman kepada kitab-kitab Allah SWT
adalah mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT.
telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada rasul yang berisi wahyu untuk
disampaikan dan diajarkan kepada umat manusia.
2. Suhuf
Selain kitab-kitab, di dalam al-Quran
disebutkan adanya Suhuf atau Sahifah (halaman), yang berjumlah seratus
Sahifah. Suhuf adalah firman Allah swt. yang diturunkan kepada para
Nabi atau rasul-Nya yang berisi hukum-hukum dasar sebagai petunjuk dan
pedoman dalam menjalankan agama-Nya. Sahifah ini diberikan Allah SWT
kepada tiga orang Nabi-Nya, masing-masing dengan rincian sebagai
berikut:
- 60 Sahifah kepada nabi Syits a.s.
- 30 Sahifah kepada nabi Ibrahim a.s.
- 10 Sahifah kepada nabi Musa a.s.
Firman Allah swt.:
( إِنَّ هَذَا لَفِى الصُّحُفِ اْلأُوْلَى (18) صُحُفِ إِبْرَهِيْمَ وَمُسَ .(19)
Artinya: “Sesungguhnya ini semua
benar-benar terdapat di dalam suhuf yang pertama(yaitu) suhuf-suhuf
Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Musa a.s.”(Qs.al-a’la: 18-19).
3. Dalil-dalil Naqli yang terkait dengan Iman kepada Kitab-kitab Allah
Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT.
merupakan rukun iman yang ketiga. Umat Islam wajib percaya dan meyakini
dengan sungguh-sungguh bahwa semua kitab yang telah diturunkan Allah
SWT.kepada para Rasul-Nya pasti benar. Firman Allah swt.:
( ياَأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا
بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلكِتَبِ اَّلذِيْ نَزَّلَ عَلَى رَسُوْلِهِ
وَاْلكِتَبِ اَّلذِيْ أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ… .(النساء : 136
Artinya: “Wahai orang-orang yang
beriman, tetaplah kamu sekalian beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya dan kitab-kitab yang
diturunkan sebelumnya.”(Qs.An-Nisa’:136)
Firman Allah swt.:
Artinya: “Dan Kami telah turunkan
kepadamu al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang
sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu
ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu. Maka putuskanlah perkara
mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan
jalan yang terang, niscaya Allah menghendaki niscaya kamu dijadikan
satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya
kepadamu. Maka berlomba-lombalah bebuat kebajikan. Hanya kepada
Allah-lah kembali kamu semuanya….(al-Maidah :48)
Kitab-kitab yang dimaksud dalam ayat di
atas berisi peraturan, ketentuan, perintah dan larangan yang dijadikan
pedoman bagi umat manusia dalam menjalankan kehidupan agar tercapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Kitab-kitab Allah swt.
diturunkan pada masa yang berlainan, namun di dalamnya terkandung
ajaran pokok yang sama, yaitu ajaran tauhid atau ajaran tentang keesaan
Allah swt. Yang berbeda hanyalah dalam hal syariat yang disesuaikan
dengan zaman dan keadaan umat pada waktu itu.
4. Nama-nama kitab Allah swt. dan Rasul yang menerimanya.
Di antara kitab-kitab Allah swt. yang wajib kita imani ada empat (4) yaitu:
a. Kitab Taurat
Kitab Taurat diwahyukan Allah swt. kepada nabi Musa a.s. sebagai pedoman hidup bagi kaum Bani Israil.
Firman Allah swt:
(إِنَّا أَنْزَلْنَا الَّتوْرَاةَ فِيْهَا هُدًى وَّنُوْرٌ…(المائدة:44
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada )petunjuk dan cahaya(yang menerangi)”….( Q.S Al-Ma’idah: 44)
Taurat asli yang berisikan akidah dan
hukum-hukum syariat sudah tidak ada lagi. Yang beredar di kalangan
orang-orang Yahudi saat ini bukanlah Taurat asli, melainkan palsu.
Sebab, mereka telah melakukan perubahan-perubahan isinya (ajarannya).
Para ulama pun sepakat bahwa taurat yang murni sudah tidak ada lagi.
Taurat yang beredar saat sekarang lebih tepat dikatakan sebagai
karangan atau tulisan orang-orang Yahudi pada waktu dan masa yang
berbeda.
Allah berfirman:
( مِنَ الَّذِيْنَ هَادُوْا يُحَرِّفُوْنَ اْلكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ…(النساء: 75
Artinya: “Yaitu orang-orang Yahudi mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya.”(Qs. An-Nisa’46).
b. Kitab Injil
Kitab Injil diwahyukan oleh Allah swt.
kepada Nabi Isa a.s. Kitab Injil yang asli memuat keterangan-keterangan
yang benar dan nyata yaitu perintah-perintah Allah SWT agar manusia
mengesakannya dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun, juga
menjelaskan bahwa di akhir zaman akan lahir Nabi yang terakhir.
Kitab Injil yang beredar sekarang
hanyalah hasil pikiran manusia bukan wahyu Allah . Misalnya Kitab Injil
matius, Injil lukas dan Injil Johanes. Antar Injil tersebut banyak
terdapat perbedaan dan bahkan bertentangan. Menurut para ahi, isi dari
kitab Injil adalah biografi Nabi isa a.s. dan keyakinan yang ada di
dalam ajarannya merupakan pikiran paulus, bukan pendapat orang-orang
harawi (pengikut-pengikut nabi isa a.s.) . Ada juga yang dinamakan
Injil Bernabas, oleh para ulama dianggap sesuai dengan ajaran tauhid.
Namun Injil jenis ini tidak dipakai oleh orang-orang Kristen (Nasrani).
Dengan demikian, yang wajib dipercayai oleh umat islam hanyalah Injil
yang diturunkan Allah SWT.kepada nabi isa a.s.
Firman Allah swt.:
( وَأَتَيْنَهُ اْلإِنْجِيْلَ فِيْهِ هُدَى وَّنُوْرٌ…(المائدة : 46
Artinya: “Dan Kami telah memberikan kepadanya (Isa) kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi)” …(al-Maidah 46)
c. Kitab Zabur
Kitab zabur diwahyukan Allah swt. Kepada
nabi Daud a.s. Nabi Daud hanya diperintahkan oleh Allah SWT untuk
mengikuti syariat Nabi Musa. Maka pokok ajaran kitab Zabur berisi
tentang zikir, nasehat dan hikmah tidak memuat syariat.
Firman Allah swt.:
( وَاَتَيْنَا دَاوُدَ زَبُوْرًا (الاءسراء : 55
Artinya: “Dan kami berikan Zabur kepada Daud a.s“(al-Isra’ : 55)
d. Kitab al-Quran
Al-Quran diturunkan Allah swt.kepada
Nabi Muhammad saw. Melalui malaikat Jibril itu tidak sekaligus,
melainkan secara berangsur-angsur, yang waktu turunnya selama 22 tahun 2
bulan 22 hari. Terdiri dari 30 juz, 144 surat, 6666 ayat, 74.437
kalimat, dan 325.345 huruf. Turunnya al-Quran disebut Nuzulul Quran.
Wahyu pertama berupa surat Al-‘Alaq ayat 1-5, diturunkan pada malam 17
Ramadhan tahun 610 m. Di Gua Hira ketika Nabi Muhammad sedang
berkhalwat. Pada saat itu pula Nabi Muhammad saw. dinobatkan sebagai
Rasulullah atau utusan Allah swt. untuk menyampaikan risalahNya kepada
seluruh umat. Sedangkan ayat yang terakhir turun adalah surat al-Maidah
ayat 3, ayat tersebut turun pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10
hijriyah di padang ‘Arafah ketika beliau sedang menunaikan haji wada’
(haji perpisahan), karena beberapa hari sesudah menerima wahyu tersebut
nabi Muhammad saw wafat. Al-Quran diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw.
Sebahagian isinya menghapus sebahagian syari’at yang tertera dalam
kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan hukum yang sesuai dengan
hukum syariat yang sesuai dengan perkembangan zaman. Al-Quran
merupakan kitab suci terlengkap dan abadi sepanjang masa , berlaku bagi
semua umat manusia sampai akhir zaman, serta pedoman dan petunjuk bagi
manusia dalam menjalankan kehidupan di dunia agar tercapai kebahagiaan
di akhirat. Oleh karena itu,sebagai muslim kita tidak perlu
meragukannya sama sekali. Firman Allah:
(وَاَنْزَلْنَا اِلَيْكَ اْلكِتَبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقَا لِّمَابَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ…(المائدة :48
Artinya: “Dan Kami telah turunkan
kepadamu al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang
sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu
ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu…(al-Maidah : 48)
Firman Allah swt.:
(ذَلِكَ الْكِتَبُ لاَرَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ (البقره:2
Artinya: “Kitab (al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya,petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa”.(Qs.al-Baqarah:2)
Isi pokok kandungan al-Quran adalah:
1. aqidah atau keimanan
2. Ibadah baik ibadah mahdhah maupun ghairu mahdhah
3. Akhlak seorang hamba kepada khaliq, kepada sesama manusia dan alam sekitarnya
4. Mu’amalah yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia
5. Wa’ad dan wa’id
6. Kisah kisah nabi dan rasul, orang-orang shaleh dan orang-orang yang inkar
7. Ilmu pengetahuan.
Keistimewaan kitab suci al-Quran dibanding dengan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya adalah sebagai berikut:
a. Al-Quran sebagai kitab suci yang
terakhir dan terjamin keasliannya. Al-Quran sebagai kitab suci yang
terakhir selalu dijaga kemurnian dan keasliannya oleh Allah swt. sampai
akhir zaman.
firman Allah swt.:
(إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّالَهُ لَحَفِضُوْنَ(الحجر:9
Artinya: “Sesungguhnya kamilah yang menurunkan al-Quran dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”(al-hijr:9)
b. Al-Quran memiliki isi kandungan yang paling lengkap dan sempurna. Isi al-Quran mencakup segala aspek kehidupan manusia.
c. Al-Quran tidak dapat ditiru dan
dimasuki oleh ide-ide manusia yang ingin menyimpangkannya karena Allah
swt. yang selalu memeliharanya.
Allah swt. Berfirman:
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ اْلإِنْسُ
وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَّأْتُوْا بِمِثْلِ هَذَا اْلقُرْأَنَ لاَ
يَْأتُوْنَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيْرًا (
الإسراء :88
Artinya: “Katakanlah, sesungguhnya
jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa al-Quran ini,
niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia.
Sekalipun sebahagian mereka menjadi pembantu bagi sebahagian yang
lainnya.”( Qs.al-Isra’88)
d. Al-quran isinya sesuai dengan perkembangan zaman, berlaku sepanjang masa dan untuk seluruh umat manusia.
e. Membaca dan mempelajari isi al-Quran
adalah ibadah. Masih banyak keistimewaan al-Quran dibanding dengan
kitab-kitab sebelumnya.
Oleh karena itu, sebagai kitab suci umat
Islam, kita harus berusaha mempelajari dan mengkaji al-Quran dengan
sungguh-sungguh, insya Allah akan diperoleh berbagai keuntungan untuk
hidup di dunia dan di akhirat. Karena dengan hanya membaca saja sudah
merupakan ibadah kepada Allah apalagi jika kita dapat memahami dan
mengamalkannya.
Sabda Rasulullah saw.:
(عَلَيْكَ بِتِلاَوَةِ اْلقُرْأَنَ فَإِنَّهُ نُوْرٌ لَّكَ فِى اْلأَرْضِ وَذُخْرُ لَكَ فِى السَّمَاءِ (رواه ابن ماجه
Artinya: “atas engkau membaca al-Quran adalah cahaya bagimu dibumi dan simpananmu dilangit.”(HR. Ibn Majah)
5. Menjadikan al-Quran sebagai sumber hukum dan pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak problem kehidupan yang tidak dapat diatasi oleh manusia.sepertinya:
- Berbagai macam jenis penyakit timbul tanpa diketahui cara pengobatannya,
- terjadinya bencana yang tidak disangka-sangka,
- terjadinya gejolak sosial,dsb.
Semuanya itu merupakan dampak sikap
sikap manusia yang meninggalkan al-Quran. Padahal Rasulullah saw. Telah
berpesan dalam sabdanya yang berbunyi:
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ مَا إِنْ تَمَسَكْتُمْ بِهِمَا لَنْ تَضِلُّوْا أَبَدًا كِتَااللهِ وَسُنَةَ رَسُوْلَهُ. (رواه حكيم
Artinya: “kutinggalkan untukmu dua
perkara (pusaka), kalian tidak akan tersesat selama berpegang kepada
keduanya, yaitu (al-Quran) dan sunnnah rasulNya.”(al-Hakim)
Dengan membaca dan mempelajari dan menggali isi kandungan ilmu pengetahuan yang ada dalam al-Quran,akan:
- Menghilangkan kegelisahan bathin, bahkan penyakit jiwa yang erat kaitannya dengan penyakit jasmani.
- Meningkatkan kewaspadaan diri untuk selalu menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larang-Nya.
- Meningkatkan kesadaran bahwa apa yang diperbuat di atas dunia ini akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.
Dengan demikian, selaku seorang muslim haruslah kita:
- Menjadikan al-Quran sebagai petunjuk dan pedoman hidup ini, dan jangan berpedoman dengan yang lainnya,
- Berusaha untuk selalu menghormati, memuliakan dan menjunjung tinggi kitab suci al-Quran.
- Senantiasa membaca al-Quran dalam segala kesempatan di kala suka maupun duka.
- berusaha untuk memahami arti dan isi kandungannya
- berusaha untuk mengamalkan isi kandungannya di dalam kehidupan sehari-hari.
6. Fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah swt.
a. Mempertebal keimanan kepada Allah
swt. Karena banyak hal-hal kehidupan manusia yang tidak dapat dijawab
oleh ilmu pengetahuan dan akal manusia, maka kitab-kitab Allah mampu
menjawab permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan
manusia, baik yang nampak maupun yang gaib.
b. Memperkuat keyakinan seseorang kepada
tugas Nabi Muhammad saw. Karena dengan meyakini kitab-kitab Allah swt.
Maka akan percaya terhadap kebenaran al-Quran dan ajaran yang dibawa
oleh nabi Muhammad saw.
c. Menambah ilmu pengetahuan. Karena di
dalam kitab-kitab Allah, di samping berisi tentang perintah dan
larangan Allah, juga menjelaskan tentang pokok-pokok ilmu pengetahuan
untuk mendorong manusia mengembangkan dan memperluas wawasan sesuai
dengan perkembangan zaman.
d. Menanamkan sikap toleransi terhadap
agama lain. Karena dengan beriman kepada kitab-kitab Allah maka umat
Islam akan selalu menghormati dan menghargai orang lain. Hal ini sesuai
dengan apa yang dijelaskan dalam al-Quran dan hadits.
Kesimpulan :
1. Iman kepada kitab Allah swt. adalah rukun iman yang ketiga.
2. Pengertian Iman kepada kitab Allah
swt adalah meyakini dan membenarkan bahwa Allah swt telah menurunkan
Wahyu-Nya kepada para Rasul, yang termuat di dalam
Kitab-kitabNya.(Taurat, Zabur, Injil dan al-Quran).
3. Isi pokok dari semua kitab Allah swt ini sama yaitu bertauhid dan mengesakan Allah swt.
4. Kitab al-Quran memiliki keistimewaan
dibanding kitab yang lainnya, di antara keistimewaan itu adalah, bahwa:
– Al-Quran berlaku untuk seluruh umat manusia – Al-Quran terjamin
pemeliharaannya sampai akhir zaman.
5. Fungsi utama beriman kepada kitab
Allah swt adalah sebagai pedoman bagi umat manusia untuk memperoleh
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat
Tuesday, May 7, 2013
Friday, April 19, 2013
MATERI KELAS 5 SD, BAHASA JAWA
BAB 1
PURWAKA
Basa Jawi wonten era globalisasi perkembanganipun sampun pesat. Basa
Jawi dipunginakaken dening sedaya lapisan masyarakat,dening tiyang nem,
sesepuh, pemudha-pemudhi, uga lare-lare alit. Sedaya punika kedah
mangertos kepripun cara ngginakaken, ngoko lugu, ngoko alus, krama lugu
lan karma inggil. Kepripun bahasa tiyang nem kaliyan tiyang sepuh, lare
kaliyan tiyang sepuhipun, lare kaliyan lare kedah leres lan mangertos
konteksipun.Wonten pendidikan basa khususipun ing SD kelas 5, kedahipun sedaya siswa sampun saged ngginakaken konteks basa kanthi leres, saged nyerat aksara jawi, nyekar salah satunggaling tembang macapat lan tembang dolanan. Kangge mbiyantu pendidikan basa jawi siswa kelas 5 SD, maos, micara, nyerat, nyemak kanthi leres, ugi siswa saged ngapresiasikaken sastra jawi kanthi lancar lan leres dipunsusun makalah punika wonten sakjabaning tugas mata kuliah bahasa jawi ingkang dipunasta dening Bu Sri Sukasih.
Tujuan panyeratan makalah punika supados siswa saged nampi piwulang kanthi tepat, materinipun (maos, micara, nyerat, nyemak) lan ngginakaken basa Jawi kanthhi trep. Siswa ugi saged ngapresiasikaken sastra Jawi kanthi lancar lan leres saenggo indikator lan kompetensi dhasaripun saged dipunkuaos saenggo siswa saged njangkepi 3 aspek inggih punika afektif, kognitif lan psikomotor.
Ingkang dados permasalahan wonten makalah inggih punika’’Materi pundi kemawon ingkang sampun cocok kanggo siswa kelas 5 SD ?’’
BAB II
SURASA
- MICARA (GUNEMAN)
Indikator:
- 1. Ngucapaken pacelathon ngantos jelas lan lancar
- 2. Nyimpulaken watak tokoh
- 3. Mraktekaken tokoh trep kaliyan watakipun
Nalika bocah lagi bubar ngaso ana salah sijining bocah sing bengak-bengok.
Adi :’’He, karepe piye iki? kelas wis disapu ko diregeti maneh?’’
Ani :’’Di, aku ora ngreti, kowe aja ngarani aku!’’
Adi :’’Aku ora ngarani kowe, aku mung kepengin weruh sapa sing
ngregeti.’’
Ani :’’Lha ngapa ta, ndadak pengin weruh? koksapu maneh rak wis
bar!’’
Adi :’’Enake! Aku ki piket dina iki. Mengko yen bu Guru pirsa sapa
sing didukani?’’
(Dumadaken Bu Guru rawuh)
Bu Guru:’’Ana apa ta? kok seru-serunan olehe ngomong?’’
Ani :’’punika lho Bu, Adi nesu amargi kelasipun dipunregeti malih.
Kamangka Adi piketipun.’’
Bu Guru;’’Bocah-bocah, wis bola-bali Bu Guru ngendika, yen mbuwang
regedan ing papanne.Ngene iki rak ya ngrekasakake sing
piket.Nah, saiki kabeh ndungkluk, sing weruh regedan
banjur age-age njupuk regedan kuwi lan buwang ing
papanne.’’
Adi :’’Maturkesuwun Bu, kula mboten perlu piket malih.’’
Bu guru:’’Ya wis, saiki diterusake pelajarane.’’
Saking pacelathon wonten inggil, kita saged mangertos menawi pacelathon kaliyan tiyang langkung sepuh ngagem basa karma lan kaliyan kanca sakpantaran ngagem basa ngoko.
- MAOS
Indikator:
- 1. Mangsuli pitakonan wacan
- 2. Nyimpulaken surasa wacan
- 3. Nyariosaken maneh surasa wacan
Antasena Takon Bapak
Raden Antasena wiwit cilik mapan ing Gisik Narmada.Bebarengan karo Dewi Urang Ayu, ibune lan Hyang mintuna, eyange. Sanajan mapan ing papan kang swasanane tentrem ing sungapane tempuran Bengawan Gangga lan Serayu sarta Ibu lan Eyange sabar nggulawentah, isih ana rasa sing ngganjel.Raden Antasena kepengin weruh lan ketemu bapake.
‘’Antasena dedeg-piadegmu dhuwur, gagah prakoso, duwe kuku pancanaka, sliramu ora beda karo bapakmu, ya Raden Werkudara,’’ Ngendikane Ibune.
‘’Sakpunika Rama Werkudara wonten pundi bu?’’ pitakone Antasena ngangseg.
‘’raden Werkudara iku satriya Pandhawa kasatriyane Jodhipathi.yen sira pengin ketemu kudu enggal mrana.’’
Antasena banjur nyuwun pamit arep nggoleki bapakke, ora lali Dewi Urang Ayu maringi cupu Madusena kang bisa nambani tatu lan nguripake wong sing mati.
Nalika semana Prabu Gangga Trimuka raja Negara Dhasar Samodra kasil mikut pandhawa lan arep kanggo tumbal negarane. Pandhawa dilebokake ing konggedah (wewangunan saka kaca) saengga mati keplepeg. Kebeneran Antasena mlaku turut kali lan teka ana Negara Dhasar samodra, bareng weruh wong lima iku mau ana jero kaca, dheweke menehi petulungan.wong lima mau ditetesi banyu cupu Madusena mau lan urip maneh.Hyang Mintuna lan Dewi Urang Ayu tansah mamanuki lelakune Antasena, mula bareng ketemu karo Pandhawa diterangake yen Antasena iku putrane Werkudara. werkudara gelem nampa.
Samodra banjur disat dening Hyang Mintuna lan Dewi Urang Ayu.Bima lan Arjuna banjur ngrabasa Negara dhasar Samodra. prabu Gangga Trimuka mati ing sakjroning paprangan.
Katrangan tembung:
Mikul : nyekel (menangkap) Sungapan : muara
Tumbal : kurban Ngrabasa : nyerang
Keplepeg : ora bisa ambekan
Ngangseg : ndheseg,nggesuk (mendesak)
- NYEMAK
Indikator:
- Nyatet isi pokok pesenipun
- Ngaturaken pesen ingkang dipuntampi kanthi langsung kaliyan mboten langsung ngagem basanipun piyambak
Mirengake pacelathon ngagem telepon wonten mandhap!
Pak Rudi : ’’Halo!sugeng enjang.’’
Edi : ’’Sugeng enjang’’
Pak Rudi : ’’Punapa leres punika Pak Agus?’’
Edi : ’’Oh sanes, kula putrane, punika sinten nggih?’’
Pak rudi : ’’Pak Rudi,punapa saged matur kaliyan Pak agus?’’
Edi : ’’Nuwun sewu, Bapak dereng kondur, wonten kersa punapa
pak?’’
Pak Rudi : ’’Ngeten Mas, kula pesen kemawon mbenjang dinten senen
tanggal 7 Agustus jam sanga, bapak dipunaturi dhateng
Puskesmas Kertasana saperlu nampi pengarahan
penyemprotan nyamuk demam berdarah.’’
Edi : ’’Senen nggih pak?’’
Pak Rudi : ’’Inggih Mas, tulung aturaken marang Bapak. Maturnuwun
Mas.’’
Edi : ’’Inggih Pak, sami-sami.Mangke kula aturaken.’’
Saking pacelathon wonten inggil, kita saged mangertos menawi pacelathon kaliyan tiyang langkung sepuh ngagem basa karma lan kaliyan kanca sakpantaran ngagem basa ngoko.
- NYERAT
Indikator:
- Njangkepi karangan kang during rampung
- Nyusun cengkorongan karangan kang sampun wonten ing ragam tulis
- Nyerat aksara lan angka jawi kanthi leres
Karangan sing during rampung iki rampungna !
Kanugrahaning Gusti sing paling gedhe yaiku…(1) Kanggo mujudake awak kang sehat bisa kanthi cara njaga…(2) Karesikan iku bisa karesikaning (3)…(4)…,(5)…
Yen kahanan kaya mengkono iku wis…(6) ora aneh yen kabeh…(7) bisa ngrajakake urip kang…(8) Mula ayo padha ningkatake anggone njaga…(9) supaya…(10)
Gawekna karangan kanthi cengkorongan ing ngisor iki !
Pak Sumina susah. Kaluwargane pak Sumina lagi padha susah. Susahe ora amarga ora bisa mangan.Nanging susahe amargi putrane ingkang aran Bayu lara wis pirang-pirang dhina. Dipriksakke menyang dhokter jebul lara sing angel ditambani. Pak Sumina saben dhina menggalih piye carane olehe tamba, mangka dhuwit ora ana.
Aksara lan Angka Jawa
a) Aksara jawa
Ha Na Ca Ra Ka
Da Ta Sa Wa La
Pa Dha Ja Ya Nya
Ma Ga Ba Tha Nga
Aksara jawi wonten nginggil dipunwastani aksara legana utawi aksara wudha during ngagem sandhangan utawi pasangan.
Tuladha : Padha Jaya =
Sandhangan:
- 1. Swara ‘’i’’ aranipun wulu ( )
- 2. Swara ‘’e’’ aranipun taling ( )
- 3. Swara ‘’O’’ aranipun talingtarung ( )
- 4. Swara ‘’U’’ aranipun suku ( )
- 5. Swara ’’e’’ aranipun pepet ( )
Tuladha :
Sapi = Coro =
Sate = Bubu =
Peso =
Sandangan panyigeg utawi paten :
- 1. Layar ( ) munine ‘’r’’
- 2. Wignyan ( ) munine ‘’h’’
- 3. Cecak ( ) munine ‘’ng’’
- 4. Pangkon ( ) inggih punika sandhangan kanggo mateni aksara jawa nanging naming wonten pungkasan ukara utawi tembung.
Pasar = Gawang =
Sawah = Manuk =
b) Angka Jawa
1 = 6 =
2 = 7 =
3 = 8 =
4 = 9 =
5 = 0 =
Tuladha :
12 = 2007 =
356 = 8945 =
- APRESIASI SASTRA
naskah drama, lan geguritan
Indikator :
- Nyariosaken watak tokoh
- Nindakaken tokoh
- Nyariosaken malih surasaning wacan
- Saged nyekar jawi(macapat lan tembang dolanan
Arjuna wiwaha
Prabu Niwatakawaca raja ing nagara Imarmantaka sowan menyang kahyangan saperlu nglamar Dewi Supraba. Dewa ora marengake, wusana dadi pasulayan, para dewa kalah. Gapura kahyangan banjur ditutup. Para wadya balane Prabu Niwatakawaca kandheg ing sakjabaning gapura kahyangan.
Amarga ora bisa ngalahake Prabu Niwatakawaca, Bathara Guru ya retune dewa golek satriya sing bakal dijaluki tulung mateni Prabu Niwatakawaca. Pamilihing dewa tumuju marang Raden Arjuna. Kala iku Raden Arjuna lagi tapa. Bathara Guru utusan widadari 7 cacahe supaya nggodha tapane Arjuna. Panggodhane ora mandi. Widadari mau banjur bali menyang kahyangan saperlu atur pelaporan.
Bathara Guru banjur tumuju ing papan tapane raden Arjuna ing Gunung Indrakila, kanthi memba dadi juru mbebedak aran keratarupa. Pranyata sing dumadi ing Indrakila diweruhi Niwatakawaca banjur utusan raseksa kanga aran muka supaya memba dadi celeng lan gawe kisruhe Indrakila. Celeng mau bisa dipateni. Matine celeng mau ndadekake pasulayan antarane Arjuna lan Keratarupa. Loro-lorone padha ngaku yen celeng mau sing mateni nganggo panahe. Nalika Keratarupa arep dibanting, banjur malih wujud dadi Bathara Guru, Arjuna banjur nyembah. Ing kono Bathara guru paring dhawuh supaya Arjuna gelem mateni Niwatakawaca lan Arjuna kaparingan panah Pasopati.
Budhale Arjuna menyang Imarmantaka dikancani Dewi Supraba. Ing kono Niwatakawaca bisa kapanah Arjuna ngepasi ing pengapesane banjur mati. Arjuna bali marang kahyangan lan kawiwaha dadi manten dhaup karo Dewi Supraba.
Nyekar Jawi
- Tembang Macapat,ana 11 inggih punika gambuh, pangkur, sinom, dandanggula, asmarandana, pocung, megatruh, mijil, kinanthi, maskumambang, durma ananging kang dipun wulangaken dening kelas 5 namung Maskumambang, Mijil, kinanthi lan Pocung.
POCUNG
6 6 5 3 i i i 2 6 6
Ba- pak pu cung la- ir- e ti- ni- tah
5 3 i 2 6 3 2 1
bi- su la mun ri- na ket- an
1 2 1 3 . 2 1 2 1 6
Pi- nar- su- di den te- men- i
6 1 2 3 2 2 1 6 3 5
Mung sa- ra- na pi- nan- dang wruh ba- sa-
2 3
Ni- ra
- Tembang dolanan wonten kathah, gundul-gundul pacul, tekate, suwe ora jamu lan sapanunggalane saged dipunpilih.
TEKATE
Tekate dipanah
Dipanah ngisor gelagah
Ana manuk onde-onde
Mbok sir bombo
Mbok sir kate
Mbok si…r bombo…
Mbok si…r ka….te…
BAB III
PANUTUP
Kesimpulan :- 1. Minangka paring piwulang Basa Jawi wonten kelas 5 SD kita kedah mangertos gangsal (5) aspek inggih punika maos, nyerat, nyemak, micara lan apresiasi sastra kanthi leres uga kita kedah mangertos aspek-aspek piwulangan (afektif, kognitif, psikomotor).
- 2. Dados Guru kedah saged digugu lan ditiru supados kita gadhah kawibawan (cara lungguh, mlampah, lan micara) wonten manahipun siswa kang nampi piwulang.
- 3. Guru kedahipun saged ngolah kelas kanthi kondusif, mbungahaken, lan nepangaken sistim preventif, ampun nepangaken sistim represif.
DAFTAR PUSTAKA
- 1. Wibisana,Drs.2009.Pepak basa Jawi Anyar.Surakarta:Samodra Ilmu
- 2. Hermawan,Agus.2009. Semarang:PGSD FIP UNNES
- 3. Buku ‘’Seneng Basa Jawa’’ Desember2006 Semarang:ANEKA ILMU
Tuesday, April 16, 2013
MENGENAL JENIS – JENIS PEKERJAAN
MATERI 1
MENGENAL JENIS – JENIS PEKERJAAN
Standar Kompetensi :
2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang
Kompetensi Dasar :
2. 1 Mengenal jenis-jenis pekerjaan
Indikator :
2.1.1Mengidentifikasikan jenis-jenis pekerjaan di sekitar
kita
2.1.2 Menyebutkan jenis-jenis pekerjaan yang menghasilkan
barang dan jasa
2.1.3Menjelaskan jenis peralatan bekerja sesuai dengan jenis
pekerjaan
2.1.4Membuat tabel daftar pekerjaan dan hasil pekerjaannya
A.
JENIS-JENIS PEKERJAAN
Pekerjaan yang ditekuni manusia dilakukan untuk mendapatkan upah. Upah yang
diperoleh dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.1. Pekerjaan yang Menghasilkan Barang
Pekerjaan yang menghasilkan barang adalah pekerjaan yang dilakukan seseorang dan yang dihasilkan berupa barang.
Contoh pekerjaan yang menghasilkan barang, misalnya orang yang tinggal di dekat perkebunan kelapa. Ia dapat bekerja sebagai pembuat sapu dan keset dengan memanfaatkan sabut kelapa. Ada juga orang yang menggunakan tanah untuk membuat genteng, batu bata dan gerabah. Pekerjaan yang menghasilkan bahan makanan misalnya pembuat tahu, tempe, roti, bakpao serta berbagai macam makanan lain
2. Pekerjaan yang Menghasilkan Jasa
Pekerjaan yang menghasilkan jasa adalah pekerjaan yang dilakukan seseorang dan yang dihasilkan berupa jasa. Contohnya tukang cukur dan dokter.
Selanjutnya perhatikan contoh berikut. Pak Sukri mempunyai kebun kelapa sawit yang luas. Tanaman kelapa sawitnya banyak sekali. Pak Sukri tidak dapat mengurus kebun kelapa sawitnya sendirian. Ia membutuhkan bantuan orang lain untuk mengurus kebun kelapa sawit tersebut. Orang lain yang membantu tersebut bekerja memelihara, memanen dan menjual buah kelapa sawit. Seminggu sekali para tenaga kerja yang membantu di kebun kelapa sawit tersebut menerima upah berupa uang dari Pak Sukri. Uang yang mereka terima itu merupakan imbalan atas jasa yang telah diberikan kepada Pak Sukri.
B. SEMANGAT KERJA
1. Alasan Orang Harus Bekerja
Perhatikan alasan berikut. Pak Kadir seorang
karyawan di perusahaan mebel. Pak Kadir sudah bertahun-tahun bekerja di
perusahaan tersebut. Akhir-akhir ini pasokan kayu untuk bahan dasar mebel sulit
di dapat karena mahalnya harga kayu. Perusahaan menjadi kekurangan bahan baku. Akibatnya produksi
mebel menjadi tersendat. Perusahaan tersebut akhirnya memberhentikan sebagian
karyawannya. Pak Kadir termasuk karyawan yang diberhentikan. Pak Kadir berusaha
mencari pekerjaan lain, tetapi belum mendapatkan juga. Padahal, Pak Kadir harus
mencukupi kebutuhan keluarganya. Itulah salah satu alasan, mengapa orang harus
bekerja. Orang bekerja untuk mendapatkan penghasilan. Penghasilan yang
diperoleh digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Contoh di atas
adalah hal yang biasa terjadi dalam kehidupan.
Manusia memiliki banyak kebutuhan hidup. Kebutuhan
itu, terutama kebutuhan pokok. Kebutuhan pokok adalah kebutuhan yang harus
terpenuhi. Termasuk kebutuhan pokok adalah makanan, pakaian, dan tempat tinggal
(rumah). Setiap hari kita butuh makan untuk tumbuh dan hidup. Kita butuh
pakaian untuk menutup badan serta butuh rumah untuk berteduh dan istirahat.
Kebutuhan dapat terpenuhi apabila kita mempunyai penghasilan. Untuk
mendapatkan penghasilan setiap orang harus bekerja. Penghasilan dapat berupa
uang yang dapat digunakan untuk membeli berbagai barang dan jasa yang
diperlukan.2. Pentingnya Semangat dalam Bekerja
Semangat Kerja sangat penting saat kita bekerja.
Karena dengan semangat kerja kita akan mendapatkan hasil yang maksimal dan
prestasi yang maksimal pula.
Orang yang malas dan tak bersemangat akan gagal dalam pekerjaannya. Pedagang
yang malas akan ditinggalkan pembeli, kemudian rugi, dan usahanya bisa
bangkrut.Seorang pegawai, jika malas bekerja juga dapat bernasib buruk. Ia akan diperingatkan oleh atasannya dan mungkin saja dipecat dari kantor dan akhirnya menganggur. Oleh karena itu, jika ingin menjadi orang sukses dalam pekerjaan, orang harus punya semangat kerja yang tinggi. Semangat dalam bekerja harus tetap dipertahankan dan terus ditingkatkan.
3. Ciri-ciri Semangat Kerja
Perhatikan contoh berikut.
Sepuluh tahun yang lalu Pak Anwar hanyalah seorang
pedagang kaki lima.
Ia berjualan di pinggir jalan. Bila hujan ia harus segera menutup
dagangannya
agar tidak basah terkena air hujan. Hasil keuntungannya hanya sedikit.
Namun,
Pak Anwar adalah orang yang pandai berhemat dan jujur. Keuntungannya
dari
berdagang ditabung sedikit demi sedikit. Setelah hasil tabungannya cukup
banyak, ia pun menyewa kios. Dagangan Pak Anwar mulai bertambah banyak.
Para pelanggan pun mulai berdatangan ke kiosnya. Beberapa
tahun kemudian, kios yang disewa itu dapat dibeli serta kemudian
dibangun dan
diperluas. Kios itu tak lain menjadi toko Anugerah yang sekarang
ditempatinya.
Itulah contoh kisah sukses seseorang. Sukses itu
dapat diraih karena adanya semangat. Kunci keberhasilan Pak Anwar adalah karena
ia suka bekerja keras, tidak malas, jujur dan tidak mudah mengeluh. Selain itu,
Pak Anwar juga disiplin baik dalam bekerja maupun dalam menggunakan uang.
Selain ulet, bersedia bekerja keras, dan disiplin, juga diperlukan kejujuran
untuk meraih sukses. Dengan kejujuran, kita akan dipercaya, teman, pelanggan,
dan bahkan orang lain yang tidak kita kenal. Jika kita sudah mendapat
kepercayaan dari orang lain, maka peluang menuju keberhasilan akan makin
terbuka. Hal itu berlaku dalam bidang apa pun.
Ciri-ciri orang yang memiliki semangat kerja adalah sebagai berikut :- Suka bekerja keras
- Rajin
- Jujur
- Tidak mudah mengeluh
- Disiplin
- Ulet
Nah, jika kamu ingin berhasil dalam pelajaran
sekolah, sukses meraih cita-cita, dan sukses pula dalam pekerjaanmu setelah
dewasa kelak, kamu perlu mencontoh sifat dan sikap Pak Anwar di atas. Artinya,
kamu harus selalu bersemangat serta siap bekerja keras, disiplin, dan jujur
dalam belajar dan bergaul, baik di sekolah maupun di rumah.
MATERI IPS Untuk KELAS 3 SD “UANG”
I. Sejarah Uang
Setiap hari kalian meminta uang kepada ayah ibu. Kalian gunakan untuk apa uang tersebut? Dapatkah kalian membeli buku dengan kayu ? Segala sesuatu yang kalian beli harus dibayar dengan uang. Bagaimana uang dapat ditemukan? Mengapa setiap orang perlu uang ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kalian pelajari bab ini. Pada zaman dahulu, manusia menghasilkan barang-barang sendiri untuk mencukupi kebutuhannya. Namun, seiring dengan meningkatnya kebutuhan, manusia tidak mampu lagi memenuhi kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhannya, setiap orang membutuhkan orang lain. Kebutuhan terhadap barang dan jasa yang tidak dapat diproduksi sendiri diperoleh dari pihak lain yang dilakukan dengan cara barter. Barter adalah proses tukar-menukar barang.
1. Alasan Meninggalkan Barter
Dalam perkembangannya, ternyata cara barter menemui beberapa kesulitan sebagai berikut.
a. Sulit menemukan orang yang cocok untuk diajak barter.
b. Sulit menemukan nilai barang yang akan ditukarkan.
c. Sulit untuk menyimpan barang yang ditukarkan.
Kesulitan yang terdapat dalam barter akhirnya mendorong munculnya cara lain untuk melakukan tukar-menukar, yaitu pertukaran dengan uang barang. Uang barang dapat berupa kulit, emas, kerang, atau garam. Penggunaan uang barang ternyata juga memiliki banyak kesulitan. Kesulitan tersebut timbul karena pada umumnya barang yang dipakai sebagai perantara mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
a. Nilainya Tidak Stabil
Untuk barang-barang tertentu sering mengalami perubahan nilai dalam waktu yang relatif singkat.
b. Sulit Disimpan
Orang mengalami kesulitan untuk menyimpan barang-barang tertentu atau mungkin untuk menyimpan dibutuhkan biaya yang cukup besar.
c. Tidak Tahan Lama
Beberapa barang yang dipakai sebagai uang barang ternyata ada yang mudah rusak, misalnya garam. Garam akan mencair jika disimpan terlalu lama.
d. Sulit untuk Dipindahkan ke Tempat Lain
Ada sebagian barang yang sulit dipindahkan karena ukurannya yang terlalu besar atau mungkin bobotnya yang terlalu berat. Hal tersebut dapat mempersulit seseorang jika dia ingin bepergian ke tempat yang cukup jauh.
2. Alasan Menggunakan Uang Barang
Kesulitan-kesulitan yang ditimbulkan oleh uang barang membuat manusia memilih emas dan perak untuk dipakai sebagai perantara tukarmenukar dengan alasan sebagai berikut.
a. Mudah dibawa pergi atau dipindahkan.
b. Diterima dan dipercaya oleh umum.
c. Jumlahnya terbatas.
d. Tahan lama atau tidak mudah rusak.
e. Mudah disimpan.
f. Nilainya tetap untuk jangka waktu yang panjang.
Manusia kemudian membuat uang dari bahan emas dan perak. Dalam perkembangan selanjutnya, uang logam yang beredar di masyarakat tidak lagi terbuat dari emas dan perak. Namun, pada umumnya terbuat dari perunggu dan aluminium karena nilai emas terlalu tinggi. Selain uang logam, kita juga menggunakan uang kertas, yaitu uang yang bahan pembuatnya berasal dari kertas. Alasan manusia memilih perunggu, aluminium, dan kertas sebagai bahan untuk membuat uang adalah karena ketiga benda tersebut harganya lebih murah dibanding benda lain, terutama jika dibandingkan dengan emas dan perak. Berdasarkan uraian mengenai tahap atau asal usul uang tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan uang adalah benda yang memiliki syarat-syarat tertentu yang dapat digunakan atau diterima oleh masyarakat sebagai perantara dalam melakukan tukar-menukar barang dan jasa.
Ayo isi titik-titik berikut ini dengan benar!
1. Manusia tidak dapat hidup tanpa ….
2. Tukar-menukar barang dengan barang disebut ….
3. Barang dirasa kurang … untuk alat pembayaran.
4. Uang barang yang paling berharga adalah ….
5. Uang barang yang sampai saat ini masih memiliki nilai tinggi adalah ….
.
II. Manfaat Uang
Setiap orang memerlukan uang sebagai alat pembayaran yang utama. Sebab pembayaran dengan barang (barter) sudah tidak dijalankan lagi. Untuk itu, kegunaan uang sangat penting dalam kehidupan ini. Beberapa manfaat dan kegunaan uang sebagai berikut.
1. Sebagai Alat Tukar yang Resmi dan Sah
Uang merupakan kebutuhan yang utama, meskipun kita tidak boleh mendewa-dewakan uang. Tetapi, pada kenyataannya tanpa uang kita akan merasa tidak berdaya. Segala sesuatu yang kita perlukan hampir semua diperoleh dengan menggunakan uang. Untuk mendapatkan berbagai jenis makanan kita memerlukan uang. Untuk mempunyai berbagai alat rumah tangga kita juga harus mempunyai uang. Perhatikan berbagai contoh barang berikut ini! Bolehkah barang-barang tersebut kita tukar dengan barang selain uang ?
2. Sebagai Alat Pembayaran
Setiap orang yang bekerja pasti akan mendapatkan hasil, yaitu upah atau bayaran. Seorang buruh yang bekerja seharian akan mendapatkan upah atau bayaran berupa uang. Karyawan pabrik akan memperoleh bayaran setiap bulan. Demikian pula dengan pegawai, baik negeri maupun swasta akan menerima pembayaran berupa uang. Berbagai keperluan memerlukan uang sebagai alat pembayaran, misalnya membayar sekolah, membayar pajak kendaraan, membayar listrik, dan membayar telepon.
3. Sebagai Ciri atau Identitas Negara
Sejak ditemukan uang, segala pembayaran dan keperluan menggunakan uang. Mata uang di setiap negara berbeda-beda. Setiap negara di dunia ini memiliki mata uang sendiri-sendiri, misalnya sebagai berikut.
a. Indonesia mata uangnya rupiah.
b. Malaysia mata uangnya ringgit.
c. Singapura mata uangnya dollar Singapura.
d. Jepang mata uangnya yen.
e. India mata uangnya rupee.
f. Arab Saudi mata uangnya real.
g. Inggris mata uangnya pound sterling.
Ayo isi titik-titik berikut ini dengan benar!
1. Alat pembayaran yang telah disahkan oleh pemerintah adalah ….
2. Waktu membeli baju, aku membayarnya dengan ….
3. Selain sebagai alat pembayaran, uang juga menjadi alat ….
4. Setiap negara memiliki mata uang yang ….
5. Uang sebagai alat pembayar gaji bagi para … pabrik.
6. Pegawai negeri mendapat gaji dari ….
7. Mata uang ringgit adalah mata uang negara ….
8. Salah satu identitas dari suatu negara dapat dilihat dari … sebagai alat pembayarannya.
9. Perbandingan mata uang Indonesia dengan mata uang asing disebut ….
10. Real merupakan mata uang negara ….
.
III. Jenis dan Nilai Uang
Uang yang disahkan oleh pemerintah Indonesia dan dapat digunakan dalam berbagai transaksi tidak hanya uang kertas dan uang logam yang sehari-hari kita pegang, tetapi juga ada jenis uang yang lain, yaitu uang yang berupa surat-surat berharga. Apakah itu? Marilah kita pelajari uraian berikut ini.
1. Jenis Uang
Uang yang beredar di masyarakat ada dua jenis, yaitu uang giral dan uang kartal.
a. Uang Giral
Uang giral adalah uang berbentuk surat-surat berharga. Contoh surat berharga adalah cek, giro, deposito, wesel, polis, dan sertifikat saham. Uang giral banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan.
b. Uang Kartal
Uang kartal adalah uang dalam bentuk kertas dan logam. Uang saku yang kalian bawa ke sekolah merupakan uang kartal. Uang kartal biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti untuk membeli barang kebutuhan. Uang logam biasanya mimiliki nilai yang kecil, misalnya Rp1.000,00, Rp500,00, Rp200,00, Rp100,00, Rp50,00 dan Rp25,00. Uang kertas biasanya memiliki nilai yang lebih besar, misalnya Rp500,00, Rp1.000,00, Rp10.000,00, Rp20.000,00, Rp50.000,00, dan Rp100.000,00.
Uang pecahan kecil dan besar berfungsi sama, yaitu sebagai alat tukar dalam jual beli dan alat pembayaran. Setiap jenis uang mempunyai ciri-ciri khusus dan ciri-ciri umum.
1) Ciri khusus uang logam sebagai berikut.
a) Terbuat dari logam (perak, emas).
b) Berbentuk bundar.
c) Mempunyai dua sisi.
d) Berwarna putih, kuning, dan keemasan.
e) Bergambar flora dan fauna Indonesia, seperti komodo, bunga melati, dan burung cenderawasih.
2) Ciri khusus uang kertas sebagai berikut.
a) Terbuat dari kertas khusus.
b) Berbentuk persegi panjang.
c) Mempunyai dua sisi.
d) Tertulis nomor seri uang.
e) Ada tanda tangan pejabat Bank Indonesia.
f) Ada tulisan Perum Percetakan RI.
3) Ciri umum uang kartal
Pada umumnya semua uang kartal terdapat lambang negara Indonesia, yaitu burung garuda dan tulisan Bank Indonesia serta nilai nominal uang tersebut.
2. Nilai Uang
Nilai uang terdiri dari dua macam sebagai berikut.
a. Nilai barang, yaitu nilai bahan pembuat uang tersebut.
b. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum pada uang tersebut. Apabila pada uang tersebut tercantum Rp1.000,00 maka nilai nominal uang tersebut adalah seribu rupiah.
Nilai nominal uang logam terkecil adalah 25 rupiah, sedangkan nilai nominal terbesar adalah 1.000 rupiah. Nilai nominal uang kertas terkecil adalah 100 rupiah, sedangkan nilai nominal terbesar adalah 100.000 rupiah.
Setiap hari kalian meminta uang kepada ayah ibu. Kalian gunakan untuk apa uang tersebut? Dapatkah kalian membeli buku dengan kayu ? Segala sesuatu yang kalian beli harus dibayar dengan uang. Bagaimana uang dapat ditemukan? Mengapa setiap orang perlu uang ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kalian pelajari bab ini. Pada zaman dahulu, manusia menghasilkan barang-barang sendiri untuk mencukupi kebutuhannya. Namun, seiring dengan meningkatnya kebutuhan, manusia tidak mampu lagi memenuhi kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhannya, setiap orang membutuhkan orang lain. Kebutuhan terhadap barang dan jasa yang tidak dapat diproduksi sendiri diperoleh dari pihak lain yang dilakukan dengan cara barter. Barter adalah proses tukar-menukar barang.
1. Alasan Meninggalkan Barter
Dalam perkembangannya, ternyata cara barter menemui beberapa kesulitan sebagai berikut.
a. Sulit menemukan orang yang cocok untuk diajak barter.
b. Sulit menemukan nilai barang yang akan ditukarkan.
c. Sulit untuk menyimpan barang yang ditukarkan.
Kesulitan yang terdapat dalam barter akhirnya mendorong munculnya cara lain untuk melakukan tukar-menukar, yaitu pertukaran dengan uang barang. Uang barang dapat berupa kulit, emas, kerang, atau garam. Penggunaan uang barang ternyata juga memiliki banyak kesulitan. Kesulitan tersebut timbul karena pada umumnya barang yang dipakai sebagai perantara mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
a. Nilainya Tidak Stabil
Untuk barang-barang tertentu sering mengalami perubahan nilai dalam waktu yang relatif singkat.
b. Sulit Disimpan
Orang mengalami kesulitan untuk menyimpan barang-barang tertentu atau mungkin untuk menyimpan dibutuhkan biaya yang cukup besar.
c. Tidak Tahan Lama
Beberapa barang yang dipakai sebagai uang barang ternyata ada yang mudah rusak, misalnya garam. Garam akan mencair jika disimpan terlalu lama.
d. Sulit untuk Dipindahkan ke Tempat Lain
Ada sebagian barang yang sulit dipindahkan karena ukurannya yang terlalu besar atau mungkin bobotnya yang terlalu berat. Hal tersebut dapat mempersulit seseorang jika dia ingin bepergian ke tempat yang cukup jauh.
2. Alasan Menggunakan Uang Barang
Kesulitan-kesulitan yang ditimbulkan oleh uang barang membuat manusia memilih emas dan perak untuk dipakai sebagai perantara tukarmenukar dengan alasan sebagai berikut.
a. Mudah dibawa pergi atau dipindahkan.
b. Diterima dan dipercaya oleh umum.
c. Jumlahnya terbatas.
d. Tahan lama atau tidak mudah rusak.
e. Mudah disimpan.
f. Nilainya tetap untuk jangka waktu yang panjang.
Manusia kemudian membuat uang dari bahan emas dan perak. Dalam perkembangan selanjutnya, uang logam yang beredar di masyarakat tidak lagi terbuat dari emas dan perak. Namun, pada umumnya terbuat dari perunggu dan aluminium karena nilai emas terlalu tinggi. Selain uang logam, kita juga menggunakan uang kertas, yaitu uang yang bahan pembuatnya berasal dari kertas. Alasan manusia memilih perunggu, aluminium, dan kertas sebagai bahan untuk membuat uang adalah karena ketiga benda tersebut harganya lebih murah dibanding benda lain, terutama jika dibandingkan dengan emas dan perak. Berdasarkan uraian mengenai tahap atau asal usul uang tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan uang adalah benda yang memiliki syarat-syarat tertentu yang dapat digunakan atau diterima oleh masyarakat sebagai perantara dalam melakukan tukar-menukar barang dan jasa.
Ayo isi titik-titik berikut ini dengan benar!
1. Manusia tidak dapat hidup tanpa ….
2. Tukar-menukar barang dengan barang disebut ….
3. Barang dirasa kurang … untuk alat pembayaran.
4. Uang barang yang paling berharga adalah ….
5. Uang barang yang sampai saat ini masih memiliki nilai tinggi adalah ….
.
II. Manfaat Uang
Setiap orang memerlukan uang sebagai alat pembayaran yang utama. Sebab pembayaran dengan barang (barter) sudah tidak dijalankan lagi. Untuk itu, kegunaan uang sangat penting dalam kehidupan ini. Beberapa manfaat dan kegunaan uang sebagai berikut.
1. Sebagai Alat Tukar yang Resmi dan Sah
Uang merupakan kebutuhan yang utama, meskipun kita tidak boleh mendewa-dewakan uang. Tetapi, pada kenyataannya tanpa uang kita akan merasa tidak berdaya. Segala sesuatu yang kita perlukan hampir semua diperoleh dengan menggunakan uang. Untuk mendapatkan berbagai jenis makanan kita memerlukan uang. Untuk mempunyai berbagai alat rumah tangga kita juga harus mempunyai uang. Perhatikan berbagai contoh barang berikut ini! Bolehkah barang-barang tersebut kita tukar dengan barang selain uang ?
2. Sebagai Alat Pembayaran
Setiap orang yang bekerja pasti akan mendapatkan hasil, yaitu upah atau bayaran. Seorang buruh yang bekerja seharian akan mendapatkan upah atau bayaran berupa uang. Karyawan pabrik akan memperoleh bayaran setiap bulan. Demikian pula dengan pegawai, baik negeri maupun swasta akan menerima pembayaran berupa uang. Berbagai keperluan memerlukan uang sebagai alat pembayaran, misalnya membayar sekolah, membayar pajak kendaraan, membayar listrik, dan membayar telepon.
3. Sebagai Ciri atau Identitas Negara
Sejak ditemukan uang, segala pembayaran dan keperluan menggunakan uang. Mata uang di setiap negara berbeda-beda. Setiap negara di dunia ini memiliki mata uang sendiri-sendiri, misalnya sebagai berikut.
a. Indonesia mata uangnya rupiah.
b. Malaysia mata uangnya ringgit.
c. Singapura mata uangnya dollar Singapura.
d. Jepang mata uangnya yen.
e. India mata uangnya rupee.
f. Arab Saudi mata uangnya real.
g. Inggris mata uangnya pound sterling.
Ayo isi titik-titik berikut ini dengan benar!
1. Alat pembayaran yang telah disahkan oleh pemerintah adalah ….
2. Waktu membeli baju, aku membayarnya dengan ….
3. Selain sebagai alat pembayaran, uang juga menjadi alat ….
4. Setiap negara memiliki mata uang yang ….
5. Uang sebagai alat pembayar gaji bagi para … pabrik.
6. Pegawai negeri mendapat gaji dari ….
7. Mata uang ringgit adalah mata uang negara ….
8. Salah satu identitas dari suatu negara dapat dilihat dari … sebagai alat pembayarannya.
9. Perbandingan mata uang Indonesia dengan mata uang asing disebut ….
10. Real merupakan mata uang negara ….
.
III. Jenis dan Nilai Uang
Uang yang disahkan oleh pemerintah Indonesia dan dapat digunakan dalam berbagai transaksi tidak hanya uang kertas dan uang logam yang sehari-hari kita pegang, tetapi juga ada jenis uang yang lain, yaitu uang yang berupa surat-surat berharga. Apakah itu? Marilah kita pelajari uraian berikut ini.
1. Jenis Uang
Uang yang beredar di masyarakat ada dua jenis, yaitu uang giral dan uang kartal.
a. Uang Giral
Uang giral adalah uang berbentuk surat-surat berharga. Contoh surat berharga adalah cek, giro, deposito, wesel, polis, dan sertifikat saham. Uang giral banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan.
b. Uang Kartal
Uang kartal adalah uang dalam bentuk kertas dan logam. Uang saku yang kalian bawa ke sekolah merupakan uang kartal. Uang kartal biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti untuk membeli barang kebutuhan. Uang logam biasanya mimiliki nilai yang kecil, misalnya Rp1.000,00, Rp500,00, Rp200,00, Rp100,00, Rp50,00 dan Rp25,00. Uang kertas biasanya memiliki nilai yang lebih besar, misalnya Rp500,00, Rp1.000,00, Rp10.000,00, Rp20.000,00, Rp50.000,00, dan Rp100.000,00.
Uang pecahan kecil dan besar berfungsi sama, yaitu sebagai alat tukar dalam jual beli dan alat pembayaran. Setiap jenis uang mempunyai ciri-ciri khusus dan ciri-ciri umum.
1) Ciri khusus uang logam sebagai berikut.
a) Terbuat dari logam (perak, emas).
b) Berbentuk bundar.
c) Mempunyai dua sisi.
d) Berwarna putih, kuning, dan keemasan.
e) Bergambar flora dan fauna Indonesia, seperti komodo, bunga melati, dan burung cenderawasih.
2) Ciri khusus uang kertas sebagai berikut.
a) Terbuat dari kertas khusus.
b) Berbentuk persegi panjang.
c) Mempunyai dua sisi.
d) Tertulis nomor seri uang.
e) Ada tanda tangan pejabat Bank Indonesia.
f) Ada tulisan Perum Percetakan RI.
3) Ciri umum uang kartal
Pada umumnya semua uang kartal terdapat lambang negara Indonesia, yaitu burung garuda dan tulisan Bank Indonesia serta nilai nominal uang tersebut.
2. Nilai Uang
Nilai uang terdiri dari dua macam sebagai berikut.
a. Nilai barang, yaitu nilai bahan pembuat uang tersebut.
b. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum pada uang tersebut. Apabila pada uang tersebut tercantum Rp1.000,00 maka nilai nominal uang tersebut adalah seribu rupiah.
Nilai nominal uang logam terkecil adalah 25 rupiah, sedangkan nilai nominal terbesar adalah 1.000 rupiah. Nilai nominal uang kertas terkecil adalah 100 rupiah, sedangkan nilai nominal terbesar adalah 100.000 rupiah.
Teori Belajar Permainan Dienes dalam Pembelajaran Matematika
Teori Dienes
Zoltan P. Dienes adalah seorang matematikawan yang
memusatkan perhatiannya pada cara-cara pengajaran terhadap anak-anak. Dasar
teorinya bertumpu pada teori pieget, dan pengembangannya diorientasikan pada
anak-anak, sedemikian rupa sehingga sistem yang dikembangkannya itu menarik
bagi anak yang mempelajari matematika.
Dienes berpendapat bahwa pada dasarnya matematika dapat
dianggap sebagai studi tentang struktur, memisah-misahkan hubungan-hubungan
diantara struktur-struktur dan mengkatagorikan hubungan-hubungan di antara
struktur-struktur. Dienes mengemukakan bahwa tiap-tiap konsep atau prinsip
dalam matematika yang disajikan dalam bentuk yang konkret akan dapat dipahami
dengan baik. Ini mengandung arti bahwa benda-benda atau obyek-obyek dalam
bentuk permainan akan sangat berperan bila dimanipulasi dengan baik dalam
pengajaran matematika.
Makin banyak bentuk-bentuk yang berlainan yang diberikan
dalam konsep-konsep tertentu, akan makin jelas konsep yang dipahami anak,
karena anak-anak akan memperoleh hal-hal yang bersifat logis dan matematis
dalam konsep yang dipelajarinya itu.
Dalam mencari kesamaan sifat anak-anak mulai diarahkan dalam
kegiatan menemukan sifat-sifat kesamaan dalam permainan yang sedang diikuti.
Untuk melatih anak-anak dalam mencari kesamaan sifat-sifat ini, guru perlu
mengarahkan mereka dengan mentranslasikan kesamaan struktur dari bentuk
permainan yang satu ke bentuk permainan lainnya. Translasi ini tentu tidak
boleh mengubah sifat-sifat abstrak yang ada dalam permainan semula..
Menurut Dienes konsep-konsep matematika akan berhasil jika
dipelajari dalam tahap-tahap tertentu. Dienes membagi tahap-tahap belajar
menjadi 6 tahap, yaitu:
1.
Permainan Bebas (Free Play)
Dalam setiap tahap belajar, tahap yang paling awal dari
pengembangan konsep bermula dari permainan bebas. Permainan bebas merupakan
tahap belajar konsep yang aktifitasnya tidak berstruktur dan tidak diarahkan.
Anak didik diberi kebebasan untuk mengatur benda. Selama permainan pengetahuan
anak muncul. Dalam tahap ini anak mulai membentuk struktur mental dan struktur
sikap dalam mempersiapkan diri untuk memahami konsep yang sedang dipelajari.
Misalnya dengan diberi permainan block logic, anak didik mulai
mempelajari konsep-konsep abstrak tentang warna, tebal tipisnya benda yang
merupakan ciri/sifat dari benda yang dimanipulasi.
2. Permainan yang Menggunakan
Aturan (Games)
Dalam permainan
yang disertai aturan siswa sudah mulai meneliti pola-pola
dan keteraturan yang terdapat dalam konsep tertentu.
Keteraturan ini mungkin terdapat dalam konsep tertentu tapi tidak terdapat
dalam konsep yang lainnya. Anak yang telah memahami aturan-aturan tadi.
Jelaslah, dengan melalui permainan siswa diajak untuk mulai mengenal dan
memikirkan bagaimana struktur matematika itu. Makin banyak bentuk-bentuk
berlainan yang diberikan dalam konsep tertentu, akan semakin jelas konsep yang
dipahami siswa, karena akan memperoleh hal-hal yang bersifat logis dan
matematis dalam konsep yang dipelajari itu. Menurut Dienes, untuk membuat
konsep abstrak, anak didik memerlukan suatu kegiatan untuk mengumpulkan
bermacam-macam pengalaman, dan kegiatan untuk yang tidak relevan dengan
pengalaman itu. Contoh dengan permainan block logic, anak diberi
kegiatan untuk membentuk kelompok bangun yang tipis, atau yang berwarna merah,
kemudian membentuk kelompok benda berbentuk segitiga, atau yang tebal, dan
sebagainya. Dalam membentuk kelompok bangun yang tipis, atau yang merah, timbul
pengalaman terhadap konsep tipis dan merah, serta timbul penolakan terhadap
bangun yang tipis (tebal), atau tidak merah (biru, hijau, kuning).
3.
Permainan Kesamaan Sifat (Searching for communalities)
Dalam mencari kesamaan sifat siswa mulai diarahkan dalam
kegiatan menemukan sifat-sifat kesamaan dalam permainan yang sedang diikuti.
Untuk melatih dalam mencari kesamaan sifat-sifat ini, guru perlu mengarahkan
mereka dengan menstranslasikan kesamaan struktur dari bentuk permainan lain.
Translasi ini tentu tidak boleh mengubah sifat-sifat abstrak yang ada dalam
permainan semula. Contoh kegiatan yang diberikan dengan permainan block
logic, anak dihadapkan pada kelompok persegi dan persegi panjang yang
tebal, anak diminta
mengidentifikasi
sifat-sifat yang sama dari benda-benda dalam kelompok tersebut
(anggota kelompok).
4. Permainan Representasi (Representation)
Representasi
adalah tahap pengambilan sifat dari beberapa situasi yang sejenis. Para siswa
menentukan representasi dari konsep-konsep tertentu. Setelah mereka berhasil
menyimpulkan kesamaan sifat yang terdapat dalam situasi-situasi yang
dihadapinya itu. Representasi yang diperoleh ini bersifat abstrak, Dengan
demikian telah mengarah pada pengertian struktur matematika yang sifatnya
abstrak yang terdapat dalam konsep yang sedang dipelajari. Contoh kegiatan anak
untuk menemukan banyaknya diagonal poligon (misal segi dua puluh tiga) dengan
pendekatan induktif seperti berikut ini.
Segitiga Segiempat Segilima Segienam Segiduapuluhtiga
0 diagonal 2 diagonal 5 diagonal ..... diagonal …….
diagonal
5. Permainan dengan Simbolisasi (Symbolization)
Simbolisasi
termasuk tahap belajar konsep yang membutuhkan kemampuan merumuskan
representasi dari setiap konsep-konsep dengan menggunakan simbol matematika
atau melalui perumusan verbal. Sebagai contoh, dari kegiatan mencari banyaknya
diagonal dengan pendekatan induktif tersebut, kegiatan berikutnya menentukan
rumus banyaknya diagonal suatu poligon yang digeneralisasikan dari pola yang
didapat anak.
6. Permainan dengan Formalisasi (Formalization)
Formalisasi
merupakan tahap belajar konsep yang terakhir. Dalam tahap ini siswa-siswa
dituntut untuk mengurutkan sifat-sifat konsep dan kemudian merumuskan
sifat-sifat baru konsep tersebut, sebagai contoh siswa yang telah mengenal
dasar-dasar dalam struktur matematika seperti aksioma, harus mampu
merumuskan teorema dalam arti membuktikan teorema
tersebut. Contohnya, anak didik telah mengenal dasar-dasar dalam struktur
matematika seperti aksioma, harus mampu merumuskan suatu teorema berdasarkan
aksioma, dalam arti membuktikan teorema tersebut.
Pada tahap
formalisasi anak tidak hanya mampu merumuskan teorema serta membuktikannya
secara deduktif, tetapi mereka sudah mempunyai pengetahuan tentang sistem yang
berlaku dari pemahaman konsep-konsep yang terlibat satu sama lainnya. Misalnya
bilangan bulat dengan operasi penjumlahan peserta sifat-sifat tertutup,
komutatif, asosiatif, adanya elemen identitas, dan mempunyai elemen invers,
membentuk sebuah sistem matematika. Dienes menyatakan bahwa proses pemahaman (abstracton)
berlangsung selama belajar. Untuk pengajaran konsep matematika yang lebih sulit
perlu dikembangkan materi matematika secara kongkret agar konsep matematika
dapat dipahami dengan tepat. Dienes berpendapat bahwa materi harus dinyatakan
dalam berbagai penyajian (multiple embodiment), sehingga
anak-anak dapat bermain dengan bermacam-macam material yang dapat mengembangkan
minat anak didik. Berbagai penyajian materi (multiple embodinent)
dapat mempermudah proses pengklasifikasian abstraksi konsep.
Menurut
Dienes, variasi sajian hendaknya tampak berbeda antara satu dan
lainya sesuai dengan prinsip variabilitas perseptual (perseptual
variability), sehingga anak didik dapat melihat struktur dari berbagai
pandangan yang berbeda-beda dan memperkaya imajinasinya terhadap setiap konsep
matematika yang disajikan. Berbagai sajian (multiple embodiment)
juga membuat adanya manipulasi secara penuh tentang variabel-variabel
matematika. Variasi matematika dimaksud untuk membuat lebih jelas mengenai
sejauh mana sebuah konsep dapat digeneralisasi terhadap konsep yang lain. Dengan
demikian, semakin banyak bentuk-bentuk berlainan yang diberikan dalam konsep
tertentu, semakin jelas bagi anak dalam memahami konsep tersebut.
Berhubungan
dengan tahap belajar, suatu anak didik dihadapkan pada permainan yang
terkontrol dengan berbagai sajian. Kegiatan ini menggunakan kesempatan untuk
membantu anak didik menemukan cara-cara dan juga untuk mendiskusikan
temuan-temuannya. Langkah selanjutnya, menurut Dienes, adalah memotivasi anak
didik untuk mengabstraksikan pelajaran tanda material kongkret dengan gambar
yang sederhana, grafik, peta dan akhirnya memadukan simbolo - simbol dengan
konsep tersebut. Langkah-langkah ini merupakan suatu cara untuk memberi
kesempatan kepada anak didik ikut berpartisipasi dalam proses penemuan dan
formalisasi melalui percobaan matematika. Proses pembelajaran ini juga lebih
melibatkan anak didik pada kegiatan belajar secara aktif dari pada hanya
sekedar menghapal. Pentingnya simbolisasi adalah untuk meningkatkan kegiatan
matematika ke satu bidang baru.
Dari sudut pandang
tahap belajar, peranan guru adalah untuk mengatur belajar anak didik dalam
memahami bentuk aturan-aturan susunan benda walaupun dalam skala kecil. Anak
didik pada masa ini bermain dengan simbol dan aturan dengan bentuk-bentuk
kongkret dan mereka memanipulasi untuk mengatur serta mengelompokkan
aturan-aturan Anak harus mampu mengubah fase manipulasi kongkret, agar pada
suatu waktu simbol tetap terkait dengan pengalaman kongkretnya.
Zoltan
P. Dienes, yang dididik di Hungaria,
Perancis dan Inggris, telah menggunakan minat dan pengalamannya dalam
pendidikan matematika dan dalam belajar psikologi untuk mengembangkan suatu
sistem pembelajaran matematika. Sistem tersebut, yang sebagian didasarkan pada psikologi
belajar Piaget, dikembangkan dalam usaha untuk membuat matematika lebih menarik
dan lebih mudah untuk dipelajari.
B. Konsep Matematika
Dienes
memandang matematika sebagai penyelidikan tentang struktur, pengklasifikasian
struktur, memilah-milah hubungan di dalam struktur, dan membuat kategorisasi hubungan-hubungan di
antara struktur-struktur. Ia yakin bahwa setiap konsep (atau prinsip)
matematika dapat dipahami dengan tepat hanya jika mula-mula disajikan melalui
berbagai representasi konkret/fisik. Dienes menggunakan istilah konsep untuk
menunjuk suatu struktur matematika, suatu definisi tentang konsep yang jauh
lebih luas daripada definisi Gagne. Menurut Dienes, ada tiga jenis konsep
matematika yaitu konsep murni matematika, konsep notasi, dan konsep terapan.
Konsep matematis murni berhubungan dengan klasifikasi
bilangan-bilangan dan hubungan-hubungan antar bilangan, dan sepenuhnya bebas
dari cara bagaimana bilangan-bilangan itu disajikan. Sebagai contoh, enam, 8, XII, 1110 (basis dua), dan Δ Δ
Δ Δ, semuanya merupakan contoh konsep bilangan genap; walaupun masing-masing
menunjukkan cara yang berbeda dalam menyajikan suatu bilangan genap.
Konsep notasi adalah sifat-sifat bilangan yang merupakan akibat
langsung dari cara penyajian bilangan. Fakta bahwa dalam basis sepuluh, 275
berarti 2 ratusan ditambah 7 puluhan ditambah 5 satuan merupakan akibat dari
notasi nilai tempat dalam menyajikan bilangan-bilangan yang didasarkan pada
sistem pangkat dari sepuluh. Pemilihan sistem notasi yang sesuai untuk berbagai
cabang matematika adalah faktor penting dalam pengembangan dan perluasan
matematika selanjutnya.
Konsep terapan adalah penerapan dari konsep matematika murni dan notasi
untuk penyelesaian masalah dalam matematika dan dalam bidang-bidang yang
berhubungan. Panjang, luas dan volume adalah konsep matematika terapan.
Konsep-konsep terapan hendaknya diberikan kepada siswa setelah mereka mempelajari
konsep matematika murni dan notasi sebagai prasyarat. Konsep-konsep murni
hendaknya dipelajari oleh siswa sebelum mempelajari konsep notasi, jika dibalik
para siswa hanya akan menghafal pola-pola bagaimana memanipulasi simbol-simbol
tanpa pemahaman konsep matematika murni yang mendasarinya. Siswa yang membuat
kesalahan manipulasi simbol seperti 3x + 2 = 4 maka x + 2 = 4 – 3, = x, a2 x a3 = a6,
dan = x + berusaha menerapkan konsep murni dan konsep
notasi yang tidak cukup mereka kuasai.
Dienes memandang
belajar konsep sebagai seni kreatif yang tidak dapat dijelaskan oleh teori
stimulus-respon mana pun seperti tahap-tahap belajar Gagne. Dienes percaya
bahwa semua abstraksi didasarkan pada intuisi dan pengalaman konkret; akibatnya
sistem pembelajaran matematika Dienes menekankan laboratorium matematika,
objek-objek yang dapat dimanipulasi, dan permainan matematika.
C. Tahap-tahap dalam Belajar Konsep Matematika
Dienes yakin
bahwa konsep-konsep matematika harus dipelajari secara bertahap yang mirip
dengan tahap-tahap perkembangan intelektual Piaget. Ia memandang sebagai
aksioma enam tahap mengajar dan belajar konsep matematika yakni (1) bermain
bebas, (2) bermain dengan aturan (games), (3) mencari sifat-sifat yang sama,
(4) representasi, (5) simbolisasi, dan (6) formalisasi.
Tahap 1.
Bermain Bebas
Tahap
bermain bebas dari belajar konsep terdiri dari kegiatan-kegiatan yang tidak
distrukturkan dan tidak diarahkan yang membolehkan para siswa untuk
bereksperimen dengan dan memanipulasi representasi fisik dan asbstrak beberapa
unsur dari konsep yang dipelajari. Tahap belajar konsep ini hendaknya dibuat
sebebas dan tak terstruktur mungkin; akan tetapi guru hendaknya menyediakan
bahan-bahan yang sangat bervariasi untuk dimanipulasi para siswa. Akan tetapi periode
bermain bebas yang tanpa aturan ini mungkin dinilai rendah nilainya oleh guru
yang terbiasa mengajar matematika menggunakan metode yang sangat terstruktur,
namun ini merupakan tahap penting dalam belajar konsep. Di sini para siswa
mengalami untuk pertama kalinya berhubungan dengan banyak komponen dari konsep
baru melalui interaksi dengan lingkungan belajar yang berisi banyak
representasi konkret dari konsep itu. Pada tahap ini para siswa membentuk
struktur mental dan sikap yang menyiapkan mereka untuk mengerti struktur
matematis suatu konsep.
Tahap 2.
Games
Setelah
periode bermain bebas dengan banyak representasi suatu konsep, para siswa akan
mulai mengamati pola-pola dan keteraturan yang melekat pada konsep itu. Mereka
memperhatikan bahwa aturan-aturan tertentu menentukan suatu kejadian, bahwa
beberapa hal adalah mungkin dan bahwa hal lainnya tidak mungkin. Sekali siswa
telah menemukan aturan-aturan dan sifat-sifat yang menentukan suatu kejadian,
mereka siap untuk memainkan games,
bereksperimen dengan mengubah aturan permainan yang dibuat oleh guru dan
membuat permainan mereka sendiri. Games memungkinkan
para siswa bereksperimen dengan berbagai parameter dan variasi dalam suatu
konsep dan untuk mulai menganalisis struktur matematis suatu konsep. Berbagai
permainan dengan representasi yang berbeda tentang suatu konsep akan membantu
para siswa menemukan unsur-unsur logis dan matematis suatu konsep.
Tahap 3.
Mencari Sifat yang sama
Bisa
terjadi setelah memainkan beberapa games menggunakan
representasi fisik yang berbeda dari suatu konsep, para siswa mungkin tidak
menemukan struktur matematis yang ada pada semua representasi konsep itu.
Sebelum para siswa menyadari adanya sifat-sifat yang sama dalam
representasi-representasi itu, mereka tidak akan dapat mengklasifikasi contoh
dan bukan contoh dari suatu konsep. Dienes menyarankan agar para guru dapat
membantu para siswa melihat struktur yang sama dalam contoh-contoh konsep itu
dengan menunjukkan kepada mereka bahwa setiap contoh dapat dijelmakan ke dalam
setiap contoh lain tanpa mengubah sifat-sifat abstrak yang sama pada semua
contoh. Seperti halnya untuk menunjukkan sifat-sifat yang sama yang ditemukan
dalam setiap contoh dengan memikirkan beberapa contoh pada saat yang sama.
Tahap 4.
Representasi
Setelah
para siswa mengamati unsur-unsur yang sama dalam setiap contoh konsep, mereka
perlu mengembangkan, atau menerima dari guru, representasi tunggal konsep itu
yang meliputi semua unsur yang sama yang ditemukan dalam setiap contoh. Para
siswa memerlukan representasi dengan tujuan untuk menunjukkan unsur-unsur yang
sama yang terdapat dalam semua contoh konsep. Suatu representasi konsep
biasanya lebih abstrak daripada contoh-contoh dan akan membawa para siswa lebih
dekat kepada pemahaman struktur matematis abstrak yang mendasari konsep itu. Contoh kegiatan
anak untuk menemukan banyaknya diagonal poligon (misal segi dua puluh tiga)
dengan pendekatan induktif.
Gambar
1. Gambar diagonal suatu poligon
Tahap 5.
Simbolisasi
Pada tahap ini
siswa perlu merumuskan dengan kata-kata yang sesuai dan simbol-simbol matemais
untuk mendeskripsikan representasi konsepnya. Baik sekali jika siswa dapat
menciptakan representasi simbolik mereka sendiri untuk setiap konsep; akan
tetapi, untuk tujuan konsistensi dengan buku teks, guru hendaknya campur tangan
dalam pemilihan sisem simbol oleh siswa. Pada awalnya lebih baik para siswa
diperbolehkan membuat representasi simbolik mereka sendiri, dan selanjutnya
mintalah mereka membandingkan simbolisasi mereka dengan simbolisasi dalam buku
teks. Para siswa hendaknya ditunjukkan pentingnya sistem simbol yang baik dalam
memecahkan masalah, membuktikan teorema, dan dalam menjelaskan konsep-konsep.
Sebagai contoh, teorema Pythagoras akan lebih mudah diingat dan digunakan jika
ia disajikan secara simbolis sebagai a2 + b2 = c2,
daripada secara verbal sebagai ”untuk segitiga siku-siku, kuadrat panjang sisi
miring sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi yang lain.”
Tahap 6.
Formalisasi
Setelah para
siswa mempelajari suatu konsep dan struktur matematis yang berkaitan, mereka harus mengurutkan sifat-sifat konsep
itu dan memikirkan akibatnya. Sifat-sifat utama dalam suatu struktur matematis
merupakan aksioma-aksioma suatu sistem. Sifat-sifat yang diturunkan adalah
teorema, dan prosedur dari aksioma untuk mencapai teorema adalah bukti
matematis. Pada tahap ini para siswa menyelidiki akibat-akibat suatu konsep dan
menggunakan konsep untuk menyelesaikan soal-soal matematika murni dan terapan.
Pada
tahap formalisasi anak tidak hanya mampu merumuskan teorema serta
membuktikannya secara deduktif, tetapi mereka sudah mempunyai pengetahuan
tentang sistem yang berlaku dari pemahaman konsep-konsep yang terlibat satu
sama lainnya. Misalnya bilangan bulat dengan operasi penjumlahan peserta
sifat-sifat tertutup, komutatif, asosiatif, adanya elemen identitas, dan
mempunyai elemen invers, membentuk sebuah sistem matematika.
Menurut
Dienes, variasi sajian hendaknya tampak berbeda antara satu dan lainya sesuai
dengan prinsip variabilitas perseptual (perseptual variability), sehingga anak
didik dapat melihat struktur dari berbagai pandangan yang berbeda-beda dan
memperkaya imajinasinya terhadap setiap konsep matematika yang disajikan.
Berbagai sajian (multiple embodiment) juga membuat adanya manipulasi secara
penuh tentang variabel-variabel matematika. Variasi matematika dimaksud untuk
membuat lebih jelas mengenai sejauh mana sebuah konsep dapat digeneralisasi
terhada konteks yang lain. Dengan demikian, semakin banyak bentuk-bentuk
berlainan yang diberikan dalam konsep tertentu, semakinjelas bagi anak dalam
memahami konsep tersebut.
Berhubungan
dengan tahap belajar, suatu anak didik dihadapkan pada permainan yang
terkontrol dengan berbagai sajian. Kegiatan ini menggunakan kesempatan untuk
membantu anak didik menemukan cara-cara dan juga untuk mendiskusikan
temuan-temuannya. Langkah selanjutnya, menurut Dienes, adalah memotivasi anak
didik untuk mengabstraksikan pelajaran tanda material kongkret dengan gambar
yang sederhana, grafik, peta dan akhirnya memadukan simbolo-simbol dengan
konsep tersebut. Langkah-langkah ini merupakan suatu cara untuk memberi
kesempatan kepada anak didik ikut berpartisipasi dalam proses penemuan dan
formalisasi melalui percobaan matematika. Proses pembelajaran ini juga lebih
melibatkan anak didik pada kegiatan belajar secara aktif darinpada hanya
sekedar menghapal. Pentingnya simbolisasi adalah untuk meningkatkan kegiatan
matematika ke satu bidang baru.
Games
Dienes yakin
bahwa permainan merupakan alat yang bermanfaat untuk mempelajari konsep-konsep
matematis melalui enam tahap perkembangan konsep. Ia menyebut permainan yang
dimainkan pada tahap permainan yang tak diarahkan, di mana para siswa melakukan
sesuatu untuk kesenangan mereka sendiri, permainan
pendahuluan. Permainan pendahuluan selalu informal dan tak terstruktur dan
bisa dibuat oleh para siswa dan dimainkan secara individual atau kelompok. Pada
tahap pertengahan belajar konsep, di mana para siswa mengelompokkan unsur-unsur
suatu konsep, permainan terstruktur bisa menolong. Permainan terstruktur
dirancang untuk tujuan belajar tertentu dan bisa dikembangkan oleh guru atau
dibeli dari perseroan yang memproduksi bahan-bahan kurikulum matematika. Pada
tahap akhir perkembangan konsep, ketika para siswa sedang memantapkan dan
menggunakan suatu konsep, permainan
praktik bisa menolong. Permainan praktik dapat digunakan sebagai latihan
praktik dan dril, untuk meninjau konsep, atau sebagai cara untuk mengembangkan
penerapan konsep.
D. Penerapan Teori Dienes dalam Pembelajaran
Dalam
menerapkan enam tahap belajar konsep dari Dienes untuk merancang pembelajaran
matematika, mungkin suatu tahap (bisa tahap bermain bebas) tidak cocok bagi
para siswa atau kegiatan-kegiatan untuk dua atau tiga tahap dapat digabung
menjadi satu kegiatan. Mungkin perlu dirancang kegiatan-kegiatan belajar khusus
untuk setiap tahap jika kita mengajar siswa-siswa SD kelas rendah; tetapi untuk
siswa-siswa SMP dimungkinkan menghilangkan tahap-tahap tertentu dalam mempelajari
beberapa konsep. Model mengajar matematika dari Dienes hendaknya diperlakukan
sebagai pedoman, dan bukan sekumpulan aturan yang harus diikuti secara ketat.
Konsep
perkalian bilangan bulat negatif akan dibahas di sini sebagai contoh bagaimana
tahap-tahap Dienes dapat digunakan sebagai pedoman dalam merancang kegiatan
mengajar/belajar. Karena hampir semua siswa belajar menambah, mengurang,
mengalikan dan membagi bilangan-bilangan asli, dan menambah dan mengurang
bilangan-bilangan bulat sebelum belajar mengalikan bilangan bulat, kita
berasumsi bahwa konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan itu telah dikuasai
oleh para siswa.
Bagi para siswa
kelas 6 atau 7, dapat mulai sesi permainan bebas dengan secara informal
mendiskusikan pengerjaan hitung pada bilangan asli dan sifat-sifat aljabar dari
bilangan asli. Guru mungkin juga mendiskusikan penjumlahan dan pengurangan pada
bilangan bulat dan sifat pertukaran dan pengelompokan penjumlahan. Guru bisa
juga mengganti permainan bebas dengan tinjauan informal. Atau tahap bermain bebas dan game bisa digabung menjadi beberapa permainan seperti permainan
kartu sederhana berikut: guru hendaknya menyiapkan meja panjang secukupnya
untuk permainan kartu standar sedemikian hingga terdapat satu meja panjang
untuk setiap lima siswa dalam kelas. Para siswa yang bermain dalam kelompok
lima orang dan setiap anak memegang empat kartu. Setiap siswa mengelompokkan
kartu-kartunya menjadi berpasang-pasangan, kemudian mengalikan kedua bilangan
yang ditunjukkan oleh setiap pasang kartu, dan kemudian menjumlahkan kedua
hasilkali itu. Siswa yang dapat memasangkan kartu-kartunya sehingga memperoleh
jumlah hasilkali terbesar adalah pemenang dalam kelompoknya. Bilangan-bilangan
pada kartu hitam dianggap sebagai bilangan positif, dan bilangan-bilangan pada
kartu merah (hati dan belah ketupat) sebagai bilangan negatif. Konsekuensinya
para siswa langsung dihadapkan pada masalah bagaimana mengelompokkan
kartu-kartu negatif untuk mendapatkan hasil kali dan jumlah positif yang besar.
Beberapa kelompok mungkin menyepakati aturan-aturan yang berbeda untuk
menangani hasilkali dua bilangan negatif. Sebagai contoh, kartu hitam 2 dan 4
dan kartu merah 7 dan 5 dapat digunakan untuk membuat 2 x 4 + (-7 x -5) = 43,
jika aturan yang benar bahwa hasilkali dua bilangan bulat negatif adalah suatu
bilangan bulat positif telah dirumuskan. Jika tidak, maka bilangan-bilangan
negatif tidak akan menolong dalam mengorganisasi seorang pemenang. Beberapa
siswa tentunya akan saling bertanya atau bertanya kepada guru tentang bagaimana
menyekor bilangan bulat negatif.
Untuk
memutuskan bagaimana menyelesaikan perkalian dua bilangan negatif, guru
hendaknya menyajikan sekumpulan soal yang melibatkan mencari pola (sifat yang sama). Sebagai contoh, soal-soal ini dapat
didiskusikan di kelas:
- Selesaikan daftar berikut:
-3 x 3 = -9
-3 x 2 = -6
-3 x 1 = -3
-3 x 0 = 0
-3 x -1 = ?
-3 x -2 = ?
-3 x -3 = ?
- -3 x (7 + -2) = (-3 x 7) + (-3 x -2) = -21 + ?
tetapi -3 x (7
+ -2) = -3 x 5 = -15.
jadi bilangan berapakah ?
?
Sebagai guru matematika, kamu dapat
menyusun contoh-contoh lain yang menunjukkan bahwa hasilkali dua bilangan bulat
negatif adalah bilangan bulat positif.
Tahap representasi untuk membentuk konsep perkalian dua
bilangan bulat negatif, para siswa dapat mengamati diagram yang menyajikan
konsep itu dan mendeskripsikan sifat umum perkalian dua bilangan bulat negatif.
Dalam tahap simbolisasi, kelas hendaknya
menggunakan sistem simbol bahwa untuk sebarang bilangan asli a dan b, (-a)(-b)
= +ab; dan untuk sebarang bilangan bulat x, y, z, x(y + z) = xy + xz.
Konsep itu
dapat diformalkan dengan mengetahui bahwa pernyataan, ”hasilkali dua bilangan
bulat negatif adalah bilangan bulat positif,” merupakan suatu aksioma.Teorema
seperti y x z = z x y dan x(y + z) = xy + xz dapat diwujudkan dan
dibuktikan.
Subscribe to:
Posts (Atom)